Podcast Buku Kutu

Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan foto Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang berfoto sedang membaca buku How Democracies Die. Hal ini pun langsung mendapat reaksi dari netizen yang menyebut foto tersebut bermuatan politis. Tak sedikit tokoh lain yang kemudian "membalas" dengan melakukan hal serupa, mulai dari yang melakukannya dengan cara pintar, atau justru sebaliknya. Terlepas dari apa maksud sebenarnya dari Pak Gubernur, gw menganggap aktivitas seperti ini adalah sesuatu yang menarik. Mengapa gw berpendapat seperti itu? Dan bagaimana seharusnya para pecinta literasi di Indonesia memandang aktivitas tersebut yang juga telah dilakukan banyak tokoh lain sebelumnya? Simak selengkapnya di episode Podcast Buku Kutu kali ini.

Animal Farm adalah sebuah kisah tentang para babi yang ingin meningkatkan "kasta" mereka di sebuah peternakan dan mengajak hewan lain untuk melakukan pemberontakan. Setelah berhasil, ternyata mereka tak ubahnya seperti manusia sang pemilik peternakan, bahkan lebih jauh melewati batas. Sayangnya, kisah menggelikan sekaligus menyedihkan ini bukan fiksi belaka, melainkan cerminan dari kisah nyata. Apa kaitan buku ini dengan pemerintah Uni Soviet yang berkuasa berpuluh-puluh tahun yang lalu? Mengapa kisah para "babi" di buku ini menjadi sebuah cerita klasik yang tak lekang zaman? Apa yang membuat buku ini tetap menarik untuk dibaca? Simak selengkapnya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Berbeda dengan buku-buku Keigo Higashino lain yang biasanya bergenre misteri dan detektif, Keajaiban Toko Kelontong Namiya ini justru membawa sebuah cerita realisme magis. Berawal dari kisah tiga orang perampok yang bersembunyi di sebuah toko kelontong tak berpenghuni, cerita pun bergerak dengan cepat ke seorang atlet yang bingung harus memilih karier atau cinta, hingga seorang pemuda penggila The Beatles. Mengapa alur maju mundur dan keunikan para tokohnya justru membuat buku ini menarik dengan cara yang tidak biasa? Bagaimana buku ini mampu memberikan kontras kehidupan di Jepang antara tahun 1980 hingga 2012? Simak jawaban lengkapnya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Dalam buku Berani Tidak Disukai ini, Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga menjelaskan tentang sebuah konsep yang disebut Psikologi Adlerian, yang digagas Alfred Adler. Berbeda dengan teori-teori Carl Jung dan Simon Freud yang menitikberatkan pada sebab-akibat, Adler justru memfokuskan teorinya pada keutuhan dari diri manusia itu sendiri. Dari situlah muncul beberapa teori menarik tentang trauma yang sebenarnya tidak ada, inti dari semua permasalahan manusia adalah soal hubungan dengan orang lain, serta bagaimana kita tanpa sadar sudah membuat "tingkatan" atau kasta antara sesama manusia, yang akhirnya mengganggu kesehatan mental kita. Buku ini seperti menantang kita untuk berani bergerak ke pemahaman berbeda demi kehidupan yang lebih baik. Bagaimana penjelasan lengkap tentang Psikologi Adlerian tersebut? Dan seberapa mudahkah penjelasan penulis buku Berani Tidak Disukai ini untuk diikuti? Simak penjelasannya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Starr Carter adalah seorang remaja perempuan berusia 16 tahun, tetapi dia sudah harus mencari keseimbangan antara hidup di keluarga dan lingkungan kulit hitam, dan bersekolah di tempat dengan mayoritas kulit putih. Keseimbangan tersebut semakin terganggu setelah teman masa kecilnya harus terbunuh tepat di matanya sendiri, oleh seorang polisi. Kejadian tersebut pun mengubah drastis kehidupan Starr, orang-orang terdekatnya, dan masyarakat lain yang tinggal di lingkungan yang sama. Meski merupakan buku fiksi, tetapi kejadian dan "penindasan" rasisme yang diceritakan di buku ini benar-benar membuat geram, karena memang terjadi juga di dunia nyata. Tak hanya di Amerika Serikat yang menjadi latar buku ini, tetapi hal serupa juga terjadi di Indonesia.  Mengapa buku debut Angie Thomas ini berhasil menyabet banyak penghargaan? Dan mengapa gw justru paling suka dengan karakter salah satu tokoh yang banyak diabaikan orang di buku ini? Simak langsung di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Malice atau Catatan Pembunuhan Sang Novelis adalah salah satu seri buku detektif dengan tokoh utama Detektif Kaga Kyoichiro. Kali ini, sang detektif harus memecahkan kasus pembunuhan seorang penulis novel yang akan pindah dari Jepang ke negara lain. Tak lama, memang ada seorang sosok yang terbukti dan mengaku sebagai pelaku pembunuhan, tetap Detektif Kaga tetap tidak yakin akan keterangan dan motif yang ia ajukan. Mengapa gw suka banget sama buku karya Keigo Higashino ini? Mengapa menurut gw buku ini seperti antitesis dari buku-buku seri Cormoran Strike yang ditulis Robert Galbraith? Simak selengkapnya di episode kali ini. --- Jangan lupa untuk follow akun Instagram (at) podcastbukukutu dan akun Twitter (at) podcastbuku Tertarik untuk mendukung Podcast Buku Kutu? Silakan kunjungi karyakarsa.com/podcastbuku

Terkenal dengan buku The Handmaid's Tale, Margaret Atwood terkenal sebagai penulis yang suka mencoba berbagai macam genre dan teknik menulis. Meski begitu, perempuan asal Kanada ini konsisten membuat karakter tokoh utama perempuan dan setting tempat di kampung halamannya sendiri. Di usianya yang sepuh, ada banyak hal yang bisa dipelajari banyak penulis muda dari beliau, baik dalam hal penulisan maupun pengambilan keputusan dalam hidup. Termasuk juga pendapat-pendapat beliau tentang feminisme, teknologi, dan media sosial. Simak kisah lengkapnya di episode ini.

Dr. Montague, Eleanor, Theodora, dan Luke, coba untuk menginap selama beberapa hari di sebuah rumah terpencil yang bernama Hill House. Tak lama kemudian, mereka langsung merasakan kejadian-kejadian aneh yang tidak bisa mereka jelaskan secara logis. Akhir dari buku ini pun menjadi klimaks yang sangat menarik sebagai penutup. Buku The Haunting of Hill House yang terbit tahun 1959 ini disebut-sebut sebagai buku rumah hantu terbaik yang pernah ditulis sepanjang masa, mengapa begitu? Apa yang membuat buku yang tidak terlalu tebal ini menjadi sangat menarik? Simak selangkapnya di episode kali ini.

Menurut gw, dunia sastra Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Harus ada perubahan yang dilakukan oleh para sosok yang telah lama berkecimpung di bidang ini, yang selama ini menjadi rujukan para penerbit dan banyak menjadi juri penghargaan sastra. Semua demi memberikan ruang bagi semua suara dan setiap karya. Apa sebenarnya masalah yang terjadi? Semoga "gugatan" ini bisa didengarkan, demi dunia sastra yang lebih baik di tanah air. Artikel Feby Indirani di Magdalene.co: https://magdalene.co/story/all-male-authors-di-nominasi-penghargaan-sastra-2020-badan-bahasa

Ajo Kawir, seorang petarung yang jago luar biasa tiba-tiba jatuh cinta pada Iteung. Hal biasa tersebut menjadi sebuah masalah besar karena Ajo Kawir mempunyai sebuah kelemahan, yaitu kemaluannya tidak bisa berdiri atau ereksi. Namun cerita tidak berhenti sampai di situ, karena kemudian Ajo Kawir terpaksa berpetualang ke luar kota sebagai pengemudi truk, yang membawanya bertemu tokoh-tokoh unik lain, Mono Ompong dan Jelita. Apa yang sebenarnya coba diceritakan oleh Eka Kurniawan di buku yang penuh dengan kata-kata dan adegan eksplisit (yang untungnya ditampilkan tanpa sensor yang terlalu ketat? Mengapa dari sekian banyak tokoh yang ada gw malah suka banget sama Si Tokek? Simak selengkapnya "curahan hati" gw tentang buku peraih berbagai penghargaan ini di episode 127.

Dalam buku Talking to Strangers, Malcolm Gladwell mengangkat berbagai macam cerita yang menunjukkan bias-bias pemikiran kita saat bertemu dengan orang yang baru kita kenal. Tak hanya orang biasa, polisi dan agen rahasia pun bisa terjebak dilema yang sama. Padahal, keputusan yang kita ambil bisa jadi berpengaruh besar pada kehidupan personal, bisnis, hingga kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan. Apa sebenarnya pesan yang coba dibawa Malcolm Gladwell dalam buku ini? Mengapa susunan buku ini menurut gw lebih mirip buku fiksi sehingga menjadi seru untuk dibaca? Simak selengkapnya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Tahukah kamu bahwa sebelum menulis buku terkenal seperti Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dan Segala-Galanya Ambyar, Mark Manson pernah menjalani dunia kelam di ranah seksual? Yup, perjalanan hidup beliau memang tidak biasa dan penuh dengan perubahan, hingga akhirnya sebuah artikel buatannya yang sangat sederhana berakhir menjadi buku terkenal yang dibaca jutaan orang. Lalu apa saja hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidup Mark Manson tersebut? Simak selengkapnya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Sylvia Plath adalah seorang sastrawan berbakat dengan IQ 160, pernah menerbitkan baik puisi maupun novel, hingga meraih penghargaan Pulitzer. Sayangnya, ia harus mengalami nasib malang di usia yang sangat muda, yaitu 30 tahun, saat kebanyakan dari kita justru baru mulai meniti karier. Bagaimana sih kisah hidupnya hingga harus berakhir dengan begitu malang? Apa yang bisa kita pelajari dari kisah tersebut? Simak di episode terbaru Podcast Buku Kutu.

Setelah lima fase kepunahan massal yang pernah melanda bumi, beberapa peneliti menganggap bahwa kita saat ini tengah menghadapi fase kepunahan massal keenam. Dan kali ini penyebabnya adalah kita, manusia.  Dalam buku ini, jurnalis sains Elizabeth Kolbert berusaha menghadirkan berbagai cerita yang memberikan gambaran betapa manusia telah merusak bumi, membuat banyak sekali hewan dan tumbuhan punah, hanya untuk ego kita semata. Mulai dari kodok di Panama, Badak Sumatra di Indonesia, hingga Penguin Great Auk yang kini tinggal cerita, semuanya mengalami hal yang sama. Mengapa buku yang terkesan "berat" ini justru menarik banget dibaca? Apa yang bisa kita lakukan sebagai manusia untuk mencegah Kepunahan Keenam? Yuk langsung dengerin di episode terbaru Podcast Buku Kutu.

Sebagai orang yang pernah bekerja di dunia startup teknologi di Amerika Serikat, Anna Wiener menceritakan kisahnya mulai dari alasan masuk ke dunia tersebut, apa yang ia rasakan, hingga alasannya untuk meninggalkan ekosistem tersebut. Tak hanya menghadirkan cerita yang menarik, Anna juga menyajikan misteri dengan tidak menyebutkan nama dari tokoh-tokoh yang ia ceritakan, yang membuat kita jadi menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi. Lalu bagaimana korelasinya dengan dunia startup di tanah air? Simak di episode Podcast Buku Kutu berikut ini.

Sebuah topik sensitif yang kembali mencuat setelah JK Rowling, penulis dari buku Harry Potter, mengeluarkan opini kontroversial yang dianggap transphobic. Bagaimana cara menanggapinya menurut gw? Simak di episode berikut ini.

Seperti mayoritas penduduk pulau, seorang perempuan muda yang berprofesi sebagai penulis novel turut melupakan berbagai hal yang "dihapus" oleh Pemerintah dan Polisi Kenangan. Bahkan, bila buah pisang dihapus, penduduk pulau tersebut pun akan langsung lupa bagaimana bentuk dan rasa pisang. Di saat yang sama, ia bertemu dengan seorang editor bernama R, yang justru masih bisa mengingat segala hal yang dihapus oleh Pemerintah. Bagaimana mereka bertahan hidup di tengah tekanan? Buku ini seperti menjadi pengingat kita akan rasa kehilangan dan pengaruhnya terhadap diri kita, pemerintah yang otoriter, serta mengapa menjadi abai bukanlah sebuah pilihan. Apa saja yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca? Benarkah mirip dengan 1984 karya George Orwell? Simak selengkapnya di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.

Buku Sampar (The Plague) karya Albert Camus ini menceritakan tentang wabah Pes yang menimpa kota Oran di Aljazair. Seiring dengan makin banyaknya korban, kota pun harus ditutup hingga masyarakat di dalamnya merasa terisolasi dari dunia luar. Semirip apa cerita di buku Sampar ini dengan apa yang kita hadapi di tengah pandemi Covid-19 (Corona) yang menimpa Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia? Pelajaran apa yang bisa kita petik dari cerita ini? Simak di review gw ini yuk.

Dawuk merupakan kisah tentang sebuah tragedi di sebuah desa bernama Rumbuk Randu, tentang Mat Dawuk dan Inayatun yang parasnya bagaikan bumi dan langit tetapi saling mencintai satu sama lain. Hal itu kemudian memicu konflik yang semuanya berdasar pada eksistensi dari desa itu sendiri. Bagaimana sang penulis menggambarkan lokalitas desa di dalam cerita ini? Apa hubungannya buku ini dengan isu buruh migran, kekuatan mistis, hingga lagu India? Langsung simak aja di episode kali ini ya.

Tokyo & Perayaan Kesedihan adalah cuplikan kisah pertemuan Shira Hidajat Nagano dan Joshua Sakaguchi Widjaja, dua orang yang mempunyai masalah masing-masing, di Jepang. Pertemuan tersebut kemudian menautkan hidup mereka dan mengubah perjalanan "biasa" mereka menjadi momen yang akan mengubah hidup mereka berdua untuk selamanya. Mengapa cara bercerita penulis yang membagi buku ini menjadi dua bagian dengan sudut pandang berbeda merupakan sesuatu yang menarik buat gw? Apa pendapat gw tentang ending buku ini (no spoiler tentunya)? Simak aja di episode terbaru Podcast Buku Kutu ini.